Kemiskinan masih menjadi tantangan global yang utama. Bahkan dalam Sustainable Development Goals yang disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai panduan bagi seluruh negara anggota untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, “No Poverty” atau “Tanpa Kemiskinan” menjadi salah satu tujuan yang harus dicapai.
Berdasarkan Global Multidimensional Poverty Index 2023, 1,1 miliar dari 6,1 miliar orang di 110 negara termasuk dalam kategori miskin. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 mencapai 25,90 juta orang. Dibandingkan September 2022, jumlah tersebut telah mengalami penurunan sebesar 0,46 juta orang.
Kemiskinan semata-mata bukan hanya terkait permasalahan ekonomi, melainkan permasalahan multidimensi. Orang yang hidup dalam kemiskinan dapat mengalami berbagai kesulitan secara bersamaan, seperti kesehatan yang buruk, kekurangan gizi, minimnya ketersediaan air bersih dan listrik, kurangnya pendidikan, standar hidup yang tidak memadai, kualitas pekerjaan yang buruk, ancaman kekerasan, dan sebagainya.
Period Poverty
Salah satu aspek yang sering kali terabaikan dalam pembahasan kemiskinan adalah period poverty atau kemiskinan menstruasi. Period poverty merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan menstruasi mereka karena keterbatasan finansial. Banyak perempuan dan gadis di seluruh dunia yang tidak mampu membeli pembalut atau produk menstruasi lainnya yang diperlukan setiap bulan. Hal ini dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Period poverty dapat mempengaruhi akses perempuan dan gadis terhadap pendidikan. Ketika mereka tidak dapat membeli produk menstruasi yang diperlukan, mereka sering kali terpaksa absen sekolah atau bekerja. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang, serta membatasi peluang mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
Period poverty juga dapat berdampak pada kesehatan perempuan. Ketika seseorang tidak memiliki akses yang memadai ke produk menstruasi, mereka mungkin terpaksa menggunakan bahan yang tidak higienis atau tidak aman, seperti kain kotor atau daun. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit.
Period Tax
Period tax atau pajak menstruasi adalah pajak yang dikenakan pada produk-produk menstruasi seperti pembalut dan tampon. Pajak ini dianggap sebagai bentuk diskriminasi gender, karena hanya perempuan yang menggunakan produk menstruasi dan terkena dampak dari pajak tersebut.
Beberapa negara dan wilayah telah menghapus atau mengurangi period tax, mengakui bahwa produk menstruasi adalah kebutuhan dasar yang seharusnya tidak dikenakan pajak. Namun, masih ada banyak negara di mana period tax masih diberlakukan, menyebabkan beban finansial tambahan bagi perempuan dan gadis yang sudah berjuang dengan kemiskinan menstruasi.
Para pendukung penghapusan period tax berpendapat bahwa ini adalah langkah penting untuk mengatasi period poverty dan memastikan bahwa semua perempuan dan gadis memiliki akses yang adil dan terjangkau terhadap produk menstruasi. Mereka berargumen bahwa periode menstruasi adalah bagian alami dari kehidupan perempuan dan seharusnya tidak dikenakan pajak seperti barang-barang mewah.
Jasa Akuntan untuk Mengatasi Kemiskinan
Untuk mengatasi kemiskinan secara menyeluruh, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Salah satu aspek yang penting dalam mengatasi kemiskinan adalah pengelolaan keuangan yang baik. Banyak orang yang hidup dalam kemiskinan mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan mereka dengan efektif.
Di sinilah peran jasa akuntan dapat membantu. Jasa akuntan dapat memberikan layanan dan konsultasi keuangan kepada individu, keluarga, dan organisasi yang membutuhkan. Mereka dapat membantu dalam menyusun anggaran, mengelola hutang, mengoptimalkan pengeluaran, dan memberikan saran tentang cara mengembangkan dan menginvestasikan uang dengan bijak.
Dengan bantuan jasa akuntan, individu dan keluarga yang hidup dalam kemiskinan dapat belajar bagaimana mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, mengurangi beban hutang, dan meningkatkan stabilitas keuangan mereka. Hal ini dapat memberikan mereka kesempatan untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan mencapai kehidupan yang lebih baik.
Secara keseluruhan, period poverty dan period tax adalah dua isu yang terkait dengan kemiskinan dan kesetaraan gender. Untuk mengatasi kemiskinan secara menyeluruh, perlu ada upaya yang komprehensif dan berkelanjutan, termasuk penghapusan period tax dan penyediaan akses yang adil dan terjangkau terhadap produk menstruasi. Selain itu, jasa akuntan juga dapat berperan penting dalam membantu individu dan keluarga yang hidup dalam kemiskinan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik.