Contact : 0813 5009 5007 Available 24/7

18 Office Tower

Jakarta

Spazio Tower

Surabaya

Podomoro City

Medan

Graha Raya

Tanggerang

Sebatang Bambu: Filosofi Makassar untuk Pajak Indonesia

Pajak Profesi: Pajak Atas Penghasilan Pemain e-Sport

Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang plural dan majemuk. Setiap daerah memiliki keanekaragaman adat dan budaya yang menjadi ciri khas tersendiri. Keberagaman tersebut menjadikan Indonesia kaya akan tradisi, adat, dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu warisan ini tercermin dalam nilai-nilai kearifan lokal yang dipegang teguh oleh setiap suku di nusantara.

Salah satu bentuk kearifan lokal yang mengakar dalam budaya Indonesia adalah nilai gotong royong. Gotong royong menjadi landasan kehidupan bermasyarakat yang diimplementasikan dalam berbagai aspek, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu contoh yang menggambarkan nilai gotong royong adalah peribahasa suku Makassar, yaitu A’ Bulo Siabatang (Sebatang Bambu), yang menyiratkan filosofi kebersamaan dan saling menopang dalam masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas nilai luhur A’ Bulo Siabatang, implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat, serta relevansinya terhadap konsep gotong royong dalam membayar pajak sebagai salah satu pilar pembangunan nasional.

Dasar Hukum

Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Definisi ini menunjukkan bahwa kearifan lokal bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga mencerminkan pandangan hidup yang berkelanjutan.

Dalam konteks suku Makassar, nilai-nilai luhur seperti gotong royong dan kebersamaan menjadi bagian dari pandangan hidup sehari-hari yang dituangkan dalam berbagai ungkapan, salah satunya A’ Bulo Siabatang.

Pengertian A’ Bulo Siabatang

A’ Bulo Siabatang secara harfiah berarti “sebatang bambu”. Namun, dalam kehidupan masyarakat Makassar, peribahasa ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Sebatang bambu adalah simbol kekuatan dan kebersamaan. Akar-akar bambu yang tumbuh saling terkait menggambarkan bagaimana individu dalam masyarakat saling menopang satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

Sebatang bambu yang tumbuh dengan akar yang kuat menunjukkan bahwa cita-cita dan harapan masyarakat hanya bisa tercapai jika semua anggotanya bersatu dan bekerja sama.

Selain itu, tumbuhan bambu biasanya tumbuh berkelompok, sehingga tidak mudah tumbang meskipun diterpa angin kencang. Hal ini merefleksikan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan hidup.

Implementasi A’ Bulo Siabatang dalam Kehidupan Bermasyarakat

Dalam kehidupan masyarakat Makassar, nilai A’ Bulo Siabatang diterapkan dalam berbagai aspek, seperti:

1. Gotong Royong dalam Pekerjaan

Ketika ada pekerjaan besar, seperti membangun rumah adat atau menggelar acara adat, masyarakat Makassar bersama-sama bekerja tanpa pamrih. Hal ini menunjukkan bagaimana setiap anggota masyarakat saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.

2. Kepedulian Sosial

Nilai kebersamaan juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari, di mana masyarakat saling membantu tetangga yang mengalami kesulitan. Misalnya, memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena musibah atau mendukung pendidikan anak-anak di komunitas.

3. Pembangunan Berbasis Komunitas

Filosofi A’ Bulo Siabatang juga terlihat dalam cara masyarakat Makassar merencanakan dan melaksanakan pembangunan desa, di mana setiap keputusan diambil secara musyawarah dan hasilnya dirasakan bersama.

Pajak sebagai Implementasi Nilai A’ Bulo Siabatang

Pajak adalah manifestasi dari nilai gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Dalam konteks A’ Bulo Siabatang, setiap wajib pajak dapat diibaratkan sebagai akar-akar bambu yang menopang batang bambu agar tumbuh tinggi dan kokoh.

Berikut adalah alasan pajak menjadi bentuk implementasi nilai A’ Bulo Siabatang:

1. Sumber Penerimaan Negara

Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Dengan pajak, negara mampu membiayai berbagai program pembangunan, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang manfaatnya dirasakan oleh seluruh masyarakat.

2. Simbol Kebersamaan

Dengan membayar pajak, setiap individu berkontribusi terhadap pembangunan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa semua anggota masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

3. Mewujudkan Keadilan Sosial

Pajak digunakan untuk mengurangi ketimpangan sosial dengan memberikan subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini mencerminkan filosofi A’ Bulo Siabatang, di mana yang kuat membantu yang lemah untuk mencapai kesejahteraan bersama.

4. Pembangunan Berkelanjutan

Nilai-nilai A’ Bulo Siabatang juga relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Pajak yang dikelola dengan baik akan memastikan keberlanjutan program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulan

Masyarakat Indonesia kaya akan nilai-nilai kearifan lokal yang mengakar dalam tradisi dan budaya. Salah satu kearifan lokal yang penting adalah peribahasa suku Makassar, A’ Bulo Siabatang, yang menggambarkan nilai gotong royong dan kebersamaan.

Pajak, sebagai salah satu pilar utama penerimaan negara, merupakan bentuk nyata implementasi nilai A’ Bulo Siabatang dalam kehidupan modern. Dengan membayar pajak, setiap warga negara turut berkontribusi dalam pembangunan nasional dan mewujudkan kesejahteraan bersama.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai gotong royong, mari kita terus mendukung program-program pemerintah melalui partisipasi aktif dalam membayar pajak. Dengan semangat A’ Bulo Siabatang, kita dapat membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.


FAQ

  1. Apa arti peribahasa A’ Bulo Siabatang?
    Peribahasa ini berarti “sebatang bambu” dan menggambarkan filosofi gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat.
  2. Bagaimana hubungan antara A’ Bulo Siabatang dan pajak?
    Pajak mencerminkan nilai gotong royong yang terkandung dalam A’ Bulo Siabatang, di mana setiap warga negara berkontribusi untuk kepentingan bersama.
  3. Apa manfaat membayar pajak?
    Membayar pajak membantu mendanai pembangunan nasional, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, yang manfaatnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
  4. Bagaimana cara masyarakat modern menerapkan nilai A’ Bulo Siabatang?
    Nilai ini dapat diterapkan melalui kepedulian sosial, gotong royong dalam pembangunan, dan partisipasi aktif dalam membayar pajak sebagai bentuk tanggung jawab kepada negara.
Tags :
Share This :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

Have Any Question?