Contact : 0813 5009 5007 Available 24/7

18 Office Tower

Jakarta

Spazio Tower

Surabaya

Podomoro City

Medan

Graha Raya

Tanggerang

Trump dan Pajak: Mati-matian Bela Rakyat sampai Rela Dimusuhi Dunia

Donald Trump, presiden Amerika Serikat ke-47 yang kembali menduduki jabatan pada 20 Januari 2025, kembali menjadi sorotan dunia dengan berbagai kebijakan yang kontroversial. Dengan semboyan “America First,” Trump terus memperjuangkan kepentingan dalam negeri tanpa menghiraukan tekanan internasional. Keputusannya untuk menurunkan pajak korporasi, mendorong eksploitasi minyak secara masif, menaikkan tarif impor, menekan suku bunga, dan memperketat kebijakan imigrasi memicu berbagai reaksi dari dalam dan luar negeri. Namun, bagi pendukungnya, kebijakan-kebijakan ini dianggap sebagai langkah berani yang mengutamakan kesejahteraan rakyat Amerika. Artikel ini akan mengupas lebih dalam berbagai kebijakan kontroversial Trump yang membuatnya dimusuhi dunia tetapi tetap mendapatkan dukungan dari rakyatnya.

1. Penurunan Pajak Korporasi Menjadi 15%

Dalam kampanye dan wawancaranya dengan Fox News, Trump menegaskan komitmennya untuk menurunkan tarif pajak korporasi dari 21% menjadi 15%. Menurutnya, kebijakan ini akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan investasi bisnis, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing perusahaan Amerika di tingkat global.

Namun, para ekonom memperingatkan bahwa pemotongan pajak ini dapat memperburuk defisit anggaran federal. Proyeksi menunjukkan bahwa pengurangan pajak ini bisa menyebabkan peningkatan utang nasional hingga US$5,8 triliun dalam satu dekade ke depan.

Dampak Terhadap Ekonomi:

a. Peningkatan Investasi: Pajak yang lebih rendah akan menarik perusahaan untuk tetap beroperasi di AS dan mengurangi kecenderungan mereka untuk memindahkan bisnis ke negara dengan pajak lebih rendah.

b. Pertumbuhan Lapangan Kerja: Dengan pajak yang lebih rendah, perusahaan memiliki lebih banyak modal untuk ekspansi dan perekrutan tenaga kerja.

c. Dampak Defisit: Tanpa penyeimbangan dari sektor lain, pemotongan pajak ini bisa memperbesar utang pemerintah dan mempengaruhi belanja publik.

Sebagai pembanding, Irlandia pernah menerapkan kebijakan serupa dengan menurunkan pajak korporasi dari 40% menjadi 12,5%, yang justru meningkatkan pendapatan negara. Jika skenario serupa terjadi di AS, maka pemotongan pajak ini bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

2. Eksploitasi Minyak Secara Masif

Trump kembali mendorong produksi minyak domestik dengan kebijakan “drill, baby, drill!” yang bertujuan meningkatkan pasokan energi dalam negeri. Langkah ini diperkirakan akan menekan harga minyak dunia dan mengurangi ketergantungan AS terhadap impor minyak dari Timur Tengah.

Dampak Kebijakan Energi Trump:

a. Penurunan Harga Minyak: Diperkirakan harga minyak mentah Brent turun menjadi US$60 per barel pada 2025 dari rata-rata US$75,76 pada 2024.

b. Inflasi Terkendali: Dengan harga energi yang lebih murah, biaya hidup masyarakat menurun, yang berkontribusi pada stabilitas ekonomi.

c. Ketegangan dengan OPEC+: Peningkatan produksi minyak AS dapat mengancam dominasi OPEC+, yang berpotensi memicu ketegangan ekonomi dan geopolitik.

Dengan lebih banyaknya produksi minyak, AS berpotensi menjadi eksportir energi utama dunia, tetapi kebijakan ini mendapat kecaman dari kelompok lingkungan yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap perubahan iklim.

3. Peningkatan Tarif Impor

Trump kembali menerapkan kebijakan proteksionisme dengan menaikkan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25%. Tujuan utamanya adalah melindungi industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap barang impor.

Namun, kebijakan ini menimbulkan ketegangan dengan Uni Eropa dan China, yang berpotensi memicu perang dagang. Beijing bahkan telah mempersiapkan tarif balasan terhadap barang-barang asal AS senilai US$14 miliar, termasuk batu bara dan gas alam cair (LNG).

Keuntungan dan Risiko dari Kenaikan Tarif:

a. Melindungi Industri Dalam Negeri: Tarif tinggi akan mendorong produksi domestik dan menciptakan lapangan kerja di sektor manufaktur.

b. Kenaikan Harga Barang: Barang impor yang lebih mahal bisa menyebabkan lonjakan harga di dalam negeri, yang berdampak pada daya beli masyarakat.

c. Risiko Perang Dagang: Negara lain dapat membalas dengan kebijakan serupa yang merugikan ekspor AS.

Meskipun banyak negara mengecam kebijakan ini, Trump tetap berpegang teguh pada prinsipnya bahwa “tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan.”

4. Tekanan pada Suku Bunga

Trump berjanji untuk menurunkan suku bunga guna meringankan beban pinjaman bagi warga Amerika. Namun, kondisi ekonomi saat ini yang dipengaruhi oleh inflasi dan defisit anggaran membuat langkah ini sulit direalisasikan.

Jika Trump berhasil menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga, maka:

a. Pinjaman Perumahan dan Kendaraan Lebih Murah

b. Pertumbuhan Bisnis Lebih Cepat

c. Ancaman Inflasi

Meskipun suku bunga yang lebih rendah dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, kebijakan ini juga bisa memicu kenaikan harga barang dan jasa dalam jangka panjang.

5. Deportasi Massal Imigran

Trump menghidupkan kembali kebijakan imigrasi ketatnya dengan mempercepat deportasi jutaan imigran ilegal. Ia menegaskan akan menutup perbatasan selatan dan memberlakukan kembali kebijakan “Tetap di Meksiko” yang mengharuskan pencari suaka menunggu di luar wilayah AS.

Dampak dari Deportasi Massal:

a. Keamanan Nasional: Trump berargumen bahwa deportasi massal akan meningkatkan keamanan nasional dan mengurangi kriminalitas.

b. Dampak pada Tenaga Kerja: Dengan banyaknya imigran yang diusir, beberapa sektor yang bergantung pada tenaga kerja murah, seperti pertanian dan konstruksi, bisa mengalami kelangkaan tenaga kerja.

c. Tegangan Diplomatik: Hubungan AS dengan Meksiko dan negara-negara lain di Amerika Latin dapat semakin memburuk.

Meskipun menuai kritik global, Trump bersikeras bahwa kebijakan ini adalah bagian dari misinya untuk melindungi rakyat Amerika.

Kesimpulan

Donald Trump kembali menciptakan gebrakan dengan kebijakan-kebijakan yang kontroversial, yang membuatnya dimusuhi dunia tetapi tetap mendapat dukungan kuat dari rakyat Amerika. Kebijakan pajak, energi, tarif impor, suku bunga, dan imigrasi menjadi sorotan utama yang menunjukkan bagaimana Trump berani bertindak tanpa takut tekanan internasional.

Bagi dunia, Trump mungkin dianggap sebagai ancaman. Namun bagi para pendukungnya, ia adalah pemimpin yang mati-matian membela rakyatnya. Kebijakan-kebijakannya akan terus menjadi bahan perdebatan, tetapi satu hal yang pasti: Trump tidak akan pernah mundur dari prinsipnya untuk “mengutamakan Amerika.”

Tags :
Share This :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

Have Any Question?